Rabu, 03 Desember 2014

BIOAKUSTIK



BIOAKUSTIK

Pada prinsipnya setiap perubahan mekanik yang terjadi pada zat gas, cair dan padat akan menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini bisa merupakan getaran/vibrasi dari molekul2 zat yang saling beradu. Gelombang bunyi mempunyai frekuensi tertentu yang dapat diukur, tetapi tidak semua gelombang bunyi dapat ditangkap oleh indera pendengaran manusia.
Istilah fisika yang berhubungan dengan gelombang bunyi :
-          frekuensi bunyi, merupakan banyaknya gelombang bunyi per detik. Mempunyai satuan Hz
-          sumber bunyi, obyek yang dapat menghasilkan bunyi, baik dari alam maupun aktifitas manusia
-          intensitas bunyi, merupakan ukuran kekuatan bunyi yang berbanding lurus dengan energi yang dibawa oleh gelombang bunyi. Dinyatakan dengan dB.
-          Kekerasan / nyaring bunyi, dinyatakan dengan phone
Sifat umum gelombang bunyi :
-          gelombang bunyi merambat ke depan dengan kecepatan tertentu
-          menjalar secara tranversal maupun longitudinal
-          dapat dipantulkan, diserap, dan diteruskan oleh suatu obyek

Pembagian frekuensi gelombang bunyi :
  1. gelombang bunyi berfrekuensi 0 – 16 Hz. Merupakan daerah infrasonic. Disini bunyi tdk dapat ditangkap oleh system pendengaran manusia tetapi bisa menimbulkan pengaruh fisik maupun psikologis yang tidak nyaman. Misalnya bunyi getaran tanah, getaran mobil.
  2. gelombang bunyi berfrekuensi 16 – 20.000Hz. merupakan daerah sonic, artinya rentang frekuensi yang bisaditangkap oleh system audirorik manusia. Tetapi sebenarnya telinga hanya mampu menangkap gelombang bunyi dengan baik antara 16 – 4000 Hz.
  3. gelombang bunyi berfrekuensi diatas 20.000Hz. Merupakan daerah ultrasonic. Pada frekuensi ini gelombang bunyi mempunyai daya tembus yang sangat tinggi di jaringan. Pada frekuensi ini telinga tidak dapat menangkap. Frekuensi ini pada manusia lebih banyak dipakai untuk intervensi medis, misalnya diagnosis (usg, echocardiografi), tindakan ( ESWL ).


Penggunaan gelombang bunyi di bidang kesehatan/ kedokteran.
Dasar :
Sifat gelombang bunyi.
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap oleh benda. Apabila gelombang bunyi mengenai tubuh menusia memungkinkan untuk dipantulkan dan sebagian lain akan diteruskan atau ditransmisikan ke dalam tubuh.




Asas Dopler pada gelombang bunyi menyatakan bahwa sumber bunyi dengan frekuensi fo, mempunyai derajat tinggi apabila sumber bunyi bergerak mendekati pendengaran, apabila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengaran akan terjadi frekuensi dengan derajat rendah. Efek yang ditimbulkan akibat pergerakan sumber bunyi, disebut efek Doppler.
Contoh :
-          diagnosa  : EEG, USG, Echocardiografi,dll. Menggunakan gelombang ultrasonic
-          terapi : SWD pada tindakan fisioterapi, ESWL pada terapi urolitiasis.

SUARA
Pada prinsipnya suara sama dengan bunyi, hanya saja suara dipakai untuk makhluk hidup atau sesuatu yang dimakhukkan. Sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

SYSTEM PENDENGARAN MANUSIA
Pada manusia system pendengaran terdiri dari telinga dan nervur auditorius yang berakhir
Pada korteks pendengaran di daerah temporalis.
Telinga manusia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
-          Telinga luar, mulai dari auriculla, meatus akustikus eksternus, meatus akustikus internus dan berakhir pada membrane tympani. Berfungsi menangkap gelombang bunyi dan meneruskan ke telinga tengah.
-          Telinga tengah, terdiri dari tulang2 pendengaran, yaitu inkus malleus dan stapes, berfungsi untuk meneruskan serta melakukan proteksi dengan mengatur tekanan di telinga tengah.
-          Telinga dalam, terdiri dari kokhlea. Kokhlea terbagi menjadi 3 ruangan, yaitu vestibular, ductus kokhlearis dan tympani. Berfungsi merubah gelombang bunyi menjadi sinyal listrik, untuk dikirim dan dipersepsikan di otak.
Test pendengaran pada manusia
  1. Tes Suara Bisik. Pemeriksa duduk disamping agak membelakangi klien pada sisi yang akan diperiksa, tragus telinga yang berlawanan digerak – gerakkan kearah meatus akustikus eksternus. Pemeriksa membisikkan nama benda denga satu suku kata, terutama yang mengandung :
-          konsonan nada rendah : b,p,t,m,n
-          suara desis ; s,z ch.

  1. Tes Garpu Tala. Ada 3 macam tes garpu tala, yaitu :
-          Tes Weber. Pertama garpu tala digetarkan, lalu diletakkan pada vertex/ puncak dahi. Pada penderita tuli konduksi akan terdengar terang/baik/lebih lama pada telinga yang sakit. Pada tuli persepsi akan terdengar lebih pada telinga yang normal. Istilah pada telinga yang menerima gelombang bunyi lebih baik disebut lateralisasi.
-          Tes Rinne. Tes ini membandingkan antara system penghantara gelombang bunyi melalui tulang dan udara. Caranya garpu tala digetarkan, kemudian diletakkan pada prosessus mastoideus (dibelakang telinga ), setelah tidak mendengar getaran lagi, dipindahkan ke depan lubang telinga, tanyakan apakah penderita masih mendengar.
Interpretasi hasil :
    1. Normal jika konduksi melalui udara lebih panjang konduksi melalui tulang. (udara 85 – 90 , tulang 45 detik)
    2. Rinne + , jika konduksi udara lebih panjang dari konduksi tulang, disisni agak sulit membedakan dengan orang normal, tapi dilihat dari waktunya lebih pendek. Terjadi pada tuli persepsi.
    3. Rinne - , jika konduksi tulang lebih panjang dari konduksi udara. Terjadi pada tuli konduksi.
-          Tes Schwabach. Tes ini menbandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui verteks atau prosesus mastoideus penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa.
Pada tuli konduksi : konduksi tulang penderita lebih panjang daripada pemeriksa.
Pada tuli persepsi : konduksi tulang penderita lebih pendek. 

Pada pemeriksaan tes garputala, menggunakan garputala C128, C1024. untuk memeriksa ketajaman pendengaran pada nada tinggi digunakan C2048, dimana pada orang tua dan tuli persepsi akan terjadi kelainan.

  1. Tes Audiometri . audiometer merupakan alat elektronik pembangkit bunyi, yang digunakan untuk mengukur derajat ketulian. Alat elektronik ini dapat membangkitnya bunyi pada frekuensi tertentu yang akan ditangkap oleh klien dengan menggunakan earphone. Pemeriksa akan menekan tombol dengan frekuensi tertentu dank lien akan mengangkat tangan bila mendengar, selanjutnya pemeriksa akan memberikan tanda pada table yang sudah disediakan, begitu selanjutnya. Setelah pemeriksaan selesai hasil akan dianalisa.

Klasifikasi gangguan pendengaran pada manusia :
1.     tuli konduksi, terjadi gangguan konduktivitas, seringkali karena factor mekanik.
2.    tuli persepsi, terjadi gangguan penghantaran ke otak, bias sebagian atau keseluruhan.

BISING
Didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam dan buatan manusia.
Bunyi dinilai sebagai bising merupakan sesuatu yang relatif.
Pembagian bising bermacam macam, salah satunya adalah berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, dibagi menjadi 3, yaitu :
1.     Audible noise/ bising pendengaran
2.    Occupational noise/ bising yang berhubungan dengan pekerjaan
3.    Impuls noise/ bising impulsif

Pengaruh bising terhadap kesehatan :
1.     Hilangnya pendengaran secara temporer/sementara dan dapat pulih kembali apabila bising tersebut dapat dihindarkan.
2.    Orang menjadi kebal/imun terhadap bising.
3.    Telinga berdengung.
4.    Kehilangan pendengaran secara menetap dan tidak pulih kembali.

Pencegahan ketulian dari proses bising :
1.     Mesin atau alat alat yang menghasilkan bising diberikan cairan pelumas.
2.    Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
3.    Pekerja2 diharapkan memakai pelindung telinga.

VIBRASI
Adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis.
Dibedakan menjadi 2, yaitu ;
    1. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya terutama pada akustik.
    2. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi.

Efek fibrasi pada tangan :
-          Kelainan pada p[ersyrafan dan peredaran darah
-          Kerusakan pada persendian tulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar