PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
orangtua kunci edukasi |
Mengapa Pendidikan Seks Penting?
Maraknya kasus
kekerasan seksual maupun pelecehan seksual yang terjadi
belakangan ini tidak lagi hanya mengancam para remaja yang rentan terhadap
informasi yang salah mengenai seks. Eksploitasi seks pada anak dibawah umur
nyatanya juga sering terjadi oleh orang-orang terdekat yang bahkan dilakukan
oleh keluarga korban sendiri. Meningkatnya kasus kekerasan merupakan bukti
nyata kurangnya pengetahuan anak mengenai pendidikan seks yang seharusnya sudah
mereka peroleh dari tahun pertama oleh orang tuanya.
Berikut manfaat dari sex education:
1.
Agar anak dapat
memahami alat reproduksi dan yang terkait dengan seksualitasnya
2. Untuk menghindarkan
anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku menyimpang.
3. Sebagai bekal anak untuk masa remajanya nanti.
4. Menghirdarkan anak pada tindakan pelecehan seksual.
Sejak kapan pendidikan seks dapat diberikan?
Sesungguhnya tidak ada batasan,
menurut sebagian ahli dalam pendidikan seks, pendidikan seks dapat mulai
diberikan ketika anak mulai bertanya tentang seks dan kelengkapan jawaban bisa
diberikan sesuai dengan seberapa jauh keingintahuan mereka dan tahapan umur
sang anak.
Cara memberikan pendidikan seks sesuai dengan
tingkat usia dan tahapan perkembangan psikoseksual yang dilalui anak
·
masa oral (0-2
tahun) Masa oral ditandai dengan kepuasan yang diperoleh anak melalui daerah
oral atau mulut. Pada tahap ini, anak memperoleh informasi seksual melalui
aktivitas mulutnya. Pada usia 0-1 tahun bayi mendapat perasaan nikmat ketika menyusu
melalui puting susu ibunya. Sedangkan pada usia 1-2 tahun anak terlihat
cenderung antusias memasukkan apa saja yang dilihat ke dalam mulutnya.
·
masa anal (2-4
tahun). Sementara pada masa anal, kepuasan anak didapat melalui daerah anusnya.
Rasa nikmat dirasakan melalui aktivitas yang menyangkut proses pembuangan.
Mereka cenderung berlama-lama di kamar mandi. Anak usia 2-4 tahun juga sering
menahan kencing atau buang air besar.
·
Ketika memasuki
umur 4 tahun, anak akan merasakan nikmat ketika alat kelaminnya disentuh atau
diraba. Anak pun mulai suka membandingkan alat kelamin miliknya dengan temannya
yang lain. Bahkan, pada anak laki-laki, mereka sering memegang atau
menggosokkan alat kelaminnya.
Dimana Pendidikan seks didapatkan?
Selain diberikan di sekolah, pendidikan seks
juga perlu diberikan di rumah. Untuk menyampaikan pendidikan seks
kepada anak-anak beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua.
1.
Berbicaralah dengan
cara yang wajar, seperti berbicara tentang hal yang lain.
2.
Hindari gaya seperti
mengajar di sekolah.
3.
Pembicaraan hendaknya
tidak hanya terbatas pada fakta biologik, melainkan juga tentang nilai, emosi,
dan jiwa.
4.
Jangan khawatir Anda
telah menjawab terlalu banyak terhadap pertanyaan anak. Mereka akan selalu
bertanya tentang apa yang mereka tidak mengerti.
5.
Anak-anak usia
prasekolah juga perlu tahu bagaimana melindungi diri dari penyimpangan dan
kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa. Ini berarti bahwa orangtua
harus memberitahu anak bahwa mangatakan "tidak" kepada orang dewasa
bukanlah sesuatu yang dilarang.
6.
Jangan menunggu sampai
anak mencapai usia belasan tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka
harus sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada masa remaja sebelumnya.
7.
Berilah suasana dan
kesempatan agar anak merasa bebas dan aman mengajukan pertanyaan tentang
seksualitas.
8.
Andaikata orangtua
tidak dapat menjawab pertanyaan anak, jangan malu mengatakan "tidak tahu".
Kemudian mintalah bantuan atau penjelasan dari orang lain yang mengetahui.
9.
Setelah berbicara atau
menjawab pertanyaan anak, ujilah apakah jawaban itu memang telah dimengerti.
Berilah kesempatan kepada anak untuk menanyakan lagi kalau kemudian muncul pertanyaan
baru.
10. Kehidupan seksual orangtua sangat diperlukan sebagai contoh
nyata bagi anak ketika berbicara tentang seksualitas
Beberapa Tips Lainnya
dalam contoh pendidikan seks dini sebagai berikut:
1.
Bantu anak agar merasa nyaman dengan
tubuhnya, beri sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih
sàyang dari orangtuanya secara tulus.
2.
Bantu anak memahami perbedaan perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan di depan umum. Contohnya, saat anak
selesai mandi harus mengenakan baju di dalam kamar mandi atau di kamarnya.
Orangtua harus menanamkan bahwa tidak diperkenankan berlarian usai mandi tanpa
busana. Anak harus tahu bahwa ada hal-hal pribadi dari tubuhnya yang tidak
sèmua orang boleh lihat apalagi menyentuhnya.
3.
Ajari anak untuk mengetahui perbedaan
anatomi tubuh pria dan wanita. Jelaskan proses tubuh seperti hamil dan
melahirkan dalam kalimat sederhana. Dari sini bisa dijelaskan bagaimana bayi
bisa berada dalam kandungan ibu. Tentu saja harus dilihat perkembangan kognitif
anak. Yang penting orangtua tidak membohongi anak misalnya dengan mengatakan
kalau adik datang dari langit atau dibawa burung.
4.
Cobalah memosisikan diri Anda sebagai
anak pada usia tersebut. Cukup beritahu hal-hal yang ingin diketahuinya.
Jelaskan dengan contoh yang terjadi pada binatang.
5.
Hindari perasaan malu dan bersalah atas
bentuk serta fungsi tubuhnya.
6.
Ajarkan anak untuk mengetahui nama yang
benar setiap bagian tubuh dan fungsinya. Katakan vagina untuk alat kelamin
wanita dan penis untuk alat kelamin pria ketimbang mengatakan burung atau yang
lainnya.
7.
Bantu anak memahami konsep pribadi dan
ajarkan mereka kalau pembicaraan soal seks adalah pribadi.
8.
Beri dukungan dan suasana kondusif agar
anak mau datang kepada orangtua untuk bertanya soal seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar