" FAKTOR SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN MASYARAKAT "
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah kesehatan
merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan
akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan,
2007). Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil
dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada
kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.
Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya
adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin
menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin marak, prioritas kesehatan
rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi. sebenarnya
individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan
kata lain, merubah pola hidup ataupun kebudayaan tentang kesehatan yang biasa
kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Masyarakat ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
3.
Apakah yang dimaksud dengan
perubahan social budaya ?
4.
Apakah yang dimaksud dengan Budaya
yang Mempengaruhi Kesehatan ?
5.
Apakah yang dimaksud dengan Aspek
Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
6.
Apakah yang dimaksud dengan Aspek
Budaya yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
arti dari sosial budaya yang berpengaruh dalam perilaku kesehatan dimasyarakat.
2.
Mengetahui Aspek Budaya
yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Mayarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut
para ahli antara lain :
1.
Menurut Selo Sumardjan masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2.
Menurut Karl Marx masyarakat adalah
suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan
akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara
ekonomi.
3.
Menurut Emile Durkheim masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur
Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur
sebagai berikut ini :
1.
Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat
Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi
agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada
sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2.2 Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
·
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
·
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
·
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
·
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
·
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa
pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara
lain sebagai berikut:
- Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
- Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
2.1 Pengertian sehat
a.
Menurut White (1977), Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
b.
Menurut Pepkin’s, Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh
dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan
dari luar.
c.
Konsep sehat menurut Parkins
(1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
d.
Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan lengkap
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”
e.
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa
untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah “sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.
Mengandung 3 karakteristik :
1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan ptoses.
Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan ptoses.
Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
2.2 Tujuan Kesehatan
Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan
ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada di
tangan seluruh masyarakat.
3.
faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat
Hendrick L.Blum mengemukakan model tentang sistem pada
kesehatan masyarakat. Menurut H.L.Blum ada 4 faktor yang berperan dalam
menentukan tingkat atau derajat kesehatan suatu masyarakat. Faktor-faktor
tersebut ialah :
1.Lingkungan
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.Yang termasuk kedalam lingkungan ini adalah :
a. Lingkungan fisik
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.Yang termasuk kedalam lingkungan ini adalah :
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik dapat berupa keadaan tanah
(pegunungan, rawa, subur atau tidak subur), keadaan air (bersih, kotor, mudah
atau sulit didapat), keadaan cuaca (seperti panas, dingin, lembab, atau
kering), dan lain sebagainya.
b.Lingkungan biologis
b.Lingkungan biologis
Adanya hewan atau makhluk hidup lainnya yang berguna
serta yang merugikan manusia. Yang berguna misalnya ternak, dan yang merugikan
misalnya bakteri, virus, cacing parasit, dan lain-lain.
Adanya tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi manusia
berupa bahan pangan, sedangkan yang merugikan dapat berbentuk jamur penyebab
penyakit, dan lain-lain.
c. Lingkungan sosial budaya
c. Lingkungan sosial budaya
Lingkungan
sosial budaya dapat berupa :
1. Tingkat pendidikan
2. Adat istiadat dan kepercayaan seperti tahayul, dan pantangan-pantangan yang tidak sesuai dengan kesehatan.
3. Adanya lembaga-lembaga masyarakat yang dapat menjadi wadah kerjasama.
4. Upacara-upacara
5. Struktur politik kenegaraan
1. Tingkat pendidikan
2. Adat istiadat dan kepercayaan seperti tahayul, dan pantangan-pantangan yang tidak sesuai dengan kesehatan.
3. Adanya lembaga-lembaga masyarakat yang dapat menjadi wadah kerjasama.
4. Upacara-upacara
5. Struktur politik kenegaraan
d.
Lingkungan ekonomi
Yang
termasuk dalam lingkungan ekonomi antara lain adalah :
1. Struktur ekonomi
2. Status ekonomi
1. Struktur ekonomi
2. Status ekonomi
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua
terbesar yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Namun perilaku manusia
mempunyai kontribusi yang lebih besar, oleh karena selain mempunyai pengaruh
langsung terhadap kesehatan, berpengaruh pula secara tidak langsung melalui
faktor lingkungan, sosial budaya, dan fasilitas kesehatan. Disebabkan perilaku
manusia justru lingkungan dapat memberikan efek yang tidak baik terhadap
kesehatan, dan karena perilaku manusia pula fasilitas kesehatan tidak atau kurang
dimanfaatkan oleh manusia.
Perilaku adalah suatu aktifitas
manusia baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak. Perilaku adalah
hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi manusia dan lingkungan (pusat
PKM depkes RI, 1992).
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek, dan respon ini terbagi 2, yaitu :
a. Respon bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal, yakni yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respon bentuk pasif ini antara lain adalah berfikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu hádala bermanfaat untuk mencegah statu penyakit tertentu, tetapi inu tersebut tidak pernah membawa anaknya ke posyandu atau ke puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku seperti ini masih terselubung (covert behaviour).
b. Respon bentuk aktiv
Respon bentuk aktiv artinya bahwa perilaku itu dapat secara langsung dilihat atau diamati. Misalnya si ibu yang sudah tahu manfaat dari imunisasi terhadap kesehatan anaknya, akan membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku ini sudah nyata (overt behaviour)
Perilaku kesehatan tidak lain merupakan suatu reaksi dari seseorang terhadap rangsangan (stimulus) yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Reaksi ini dapat berbentuk pasif dan dapat pula aktiv.
a. perilaku terhadap sakit dan penyakit
perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, seperti memakan makanan yang mengandung nilai gizi, berolahraga, menimbang anak balita setiap bulan, dan lain sebagainya. Hal ini adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (promotif).
Perilaku sehubungan dengan pencegahan penyakit (preventif), adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit.
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan yaitu tindakan yang dilakukan seseorang untuk melakukan atau mencari pengobatan.
Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yakni tindakan seseorang estela sembuh dari statu penyakit.
b. perilaku sehubungan dengan sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh jajaran pemberi pelayanan. Perilaku ini adalah dalam bentuk respon terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.
c. Perilaku yang berhubungan dengan makanan (respon seseorang terhadap makanan). Perilaku ini menyangkut dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap makanan meliputi cara pengelolaan makanan serta zat gizi yang ada didalamnya.
d. Perilaku terhadap lingkungan, dimana lingkungan sebagai salah satu unsur penting bagi kesehatan manusia.
Ada beberapa faktor yang berperan mengapa individu/masyarakat berperilaku dalam hal-hal tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari 2 aspek :
a. manusia sebagai individu
b. individu sebagai anggota suatu kelompok/masyarakat
Menurut Lawrence Green, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non perilaku).
Faktor perilaku ditentukan oleh 3 kelompok, yaitu :
a. faktor presdiposisi
adalah setiap karakterisitik pasien, konsumen atau masyarakat yang memotivasi perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
b. faktor pendukung
faktor pendukung adalah setiap karakteristik lingkungan yang memudahkan perilaku kesehatan dan setiap leterampilan atau sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perilaku tersebut.
c. faktor pendorong
adalah setiap ganjaran yang mengikuti atau diperkirakan sebagai akibat suatu perilaku kesehatan.
Menurut Herbert C.Kelman perubahan perilaku seseorang dapat disebabkan karena :
§ karena terpaksa
§ karena ingin meniru
§ karena menyadari manfaatnya
3. Pelayanan Kesehatan
Menurut H.L.Blum pelayanan kesehatan merupakan urutan ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Yang termasuk dalam faktor pelayanan kesehatan adalah :
§ sistem pelayanan kesehatan
§ kemudahan masyarakat untuk dapat menjangkau pelayanan kesehatan
§ sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan
§ sesuai dengan prinsip ilmu dan teknologi kedokteran
4. Faktor Keturunan
Ilmu genetika membuktikan bahwa kondisi makhluk hidup ditentukan oleh keadaan gen orang tuanya. Adanya kelainan atau kecacatan pada gen orang tua akan mengakibatkan timbulnya kelainan/penyakit yang bersifat baewaan pada keturunannya.
Namun menurut para ahli faktor keturunan/genetika ini pengaruhnya bagi tingkat kesehatan masyarakat tidak terlalu besar.
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek, dan respon ini terbagi 2, yaitu :
a. Respon bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal, yakni yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respon bentuk pasif ini antara lain adalah berfikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu hádala bermanfaat untuk mencegah statu penyakit tertentu, tetapi inu tersebut tidak pernah membawa anaknya ke posyandu atau ke puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku seperti ini masih terselubung (covert behaviour).
b. Respon bentuk aktiv
Respon bentuk aktiv artinya bahwa perilaku itu dapat secara langsung dilihat atau diamati. Misalnya si ibu yang sudah tahu manfaat dari imunisasi terhadap kesehatan anaknya, akan membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku ini sudah nyata (overt behaviour)
Perilaku kesehatan tidak lain merupakan suatu reaksi dari seseorang terhadap rangsangan (stimulus) yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Reaksi ini dapat berbentuk pasif dan dapat pula aktiv.
a. perilaku terhadap sakit dan penyakit
perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, seperti memakan makanan yang mengandung nilai gizi, berolahraga, menimbang anak balita setiap bulan, dan lain sebagainya. Hal ini adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (promotif).
Perilaku sehubungan dengan pencegahan penyakit (preventif), adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit.
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan yaitu tindakan yang dilakukan seseorang untuk melakukan atau mencari pengobatan.
Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yakni tindakan seseorang estela sembuh dari statu penyakit.
b. perilaku sehubungan dengan sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh jajaran pemberi pelayanan. Perilaku ini adalah dalam bentuk respon terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.
c. Perilaku yang berhubungan dengan makanan (respon seseorang terhadap makanan). Perilaku ini menyangkut dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap makanan meliputi cara pengelolaan makanan serta zat gizi yang ada didalamnya.
d. Perilaku terhadap lingkungan, dimana lingkungan sebagai salah satu unsur penting bagi kesehatan manusia.
Ada beberapa faktor yang berperan mengapa individu/masyarakat berperilaku dalam hal-hal tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari 2 aspek :
a. manusia sebagai individu
b. individu sebagai anggota suatu kelompok/masyarakat
Menurut Lawrence Green, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non perilaku).
Faktor perilaku ditentukan oleh 3 kelompok, yaitu :
a. faktor presdiposisi
adalah setiap karakterisitik pasien, konsumen atau masyarakat yang memotivasi perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
b. faktor pendukung
faktor pendukung adalah setiap karakteristik lingkungan yang memudahkan perilaku kesehatan dan setiap leterampilan atau sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perilaku tersebut.
c. faktor pendorong
adalah setiap ganjaran yang mengikuti atau diperkirakan sebagai akibat suatu perilaku kesehatan.
Menurut Herbert C.Kelman perubahan perilaku seseorang dapat disebabkan karena :
§ karena terpaksa
§ karena ingin meniru
§ karena menyadari manfaatnya
3. Pelayanan Kesehatan
Menurut H.L.Blum pelayanan kesehatan merupakan urutan ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Yang termasuk dalam faktor pelayanan kesehatan adalah :
§ sistem pelayanan kesehatan
§ kemudahan masyarakat untuk dapat menjangkau pelayanan kesehatan
§ sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan
§ sesuai dengan prinsip ilmu dan teknologi kedokteran
4. Faktor Keturunan
Ilmu genetika membuktikan bahwa kondisi makhluk hidup ditentukan oleh keadaan gen orang tuanya. Adanya kelainan atau kecacatan pada gen orang tua akan mengakibatkan timbulnya kelainan/penyakit yang bersifat baewaan pada keturunannya.
Namun menurut para ahli faktor keturunan/genetika ini pengaruhnya bagi tingkat kesehatan masyarakat tidak terlalu besar.
2.3 Perubahan Sosial Budaya
Dalam teori HL Blum tentang status kesehatan,maka dijelaskan
tentang beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1.
lingkungan yang terdiri dari
lingkungan fisik,sosial budaya, ekonomi, perilaku, keturunan, dan pelayanan
kesehatan.
2. lingkungan
sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan,tetapi juga
mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai latar
budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut sangat mempegaruhi
tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut,sehingga dengan
beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala
hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar
budaya yang beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang
dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan
memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manusia adalah mahluk sosial yang
dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup
yang dinamakan masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian
masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya maka
ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian
yaitu:
1.
kesatuan
sosial, dan
2.
pranata
sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan
susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dengan kehidupan
masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata
sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma tersebut
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat.
Kebudayaan. dalam pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan
definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara
dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi
kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata
kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam
kehidupan masyarakat.
2.4
Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status
Kesehatan.
Selanjutnya dijelaskan beberapa
aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan.yang pertama yaitu:
1).umur
2).jenis kelamin
3).pekerjaan.
4).sosial ekonomi
jika dilihat dari aspek umur,maka
ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan
balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa
atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.demikian juga dengan
aspek golongan menurut jenis kelamin,dikalangan wanita lebih banyak
menderit kanker payudara,sedangkan pada
pria,lebih banyak menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan
petani lebih banyak menderita penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak
dilakukan disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit
salura pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial ekonomi juga
mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya
angka kematian lebih tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah
dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga obesitas lenih
ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada
beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan.antara lain :
1.
self concept
2.
image kelompok.
3.
G.M foster menambahkan,bahwa
identifikasi individu kepada kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan.
A. pengaruh
self concept
kita ditentukan oleh tingkat
kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita
sendiri,terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang
lain,oleh karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung
mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau
berusaha untuk mengubahnya.
Self concept adalah faktor yang
penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga
perilaku petugas kesehatan.
B. pengaruh
image kelompok.
image seseorang individu sangat
dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan
terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan
tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar
kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.
C. pengaruh
identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehata.
Identifikasi kelompok kecilnya
sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam
pekerjaan mereka.
2.5 Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan
dan perilaku kesehatan
Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya
yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antaa lain adalah:
1.tradisi
2.sikap fatalism
3.nilai
4.ethnocentrisme
5.unsur budaya dipelajari pada
tingkat awal dalam proses sosialisasi.
A. Pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan
status kesehatan.
Ada beberapa tradisi dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat,
misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini
menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya
terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata
penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.
B. Pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan
status kesehatan.
Hal ini adalah sikap fatalism yang
juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan
kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit
atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang
dari kematian.
C. Pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan
status kesehatan
Sikap ethnosentrime adalah sikap
yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap
kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya
paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang
sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari budaya lainnya
menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik. Oleh karena
itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap
bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah
kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat
setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam
masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
D.Pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap
perilaku kesehatan.
suatu perasaan bangga terhadap
budayannya berlaku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap
ethnosentrisme.
E.Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.
Seperti halnya dengan rasa bangga
terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan
dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma tersebut. sebagai contoh,untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya
norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu
hamil sebagai pengguna layanan
F.Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan
Nilai yang berlaku dalam masyarakat
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang
dan ada yang merugikan kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan
misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat
mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika
dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras
putih lebih enak dan lebih bersih.
Contoh lain adalah masih banyak
petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimana
bahaya merokok terhadap kesehatan.
G.Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat
awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses
sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan
makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain.
kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan
menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang
sangat sulit untuk diubah.
H.Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku
kesehatan
Tidak ada perubahan yang terjadi
dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan
perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus
dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap
perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia
tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi
reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah
direncanakan.
2.6
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
- Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus dirubah budayanya
- Bentuk perubahan sosial budaya:
- Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
- Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
- Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
- Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
- Syarat inovasi:
- Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
- Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
- Perubahan dapat diajarkan
- Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
- Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok
Penyebab perubahan tidak meluas:
- Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
- Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif.
Perilaku kesehatan merupakan salah
satu factor perantara pada derajat kesehatan yang meliputi semua perilaku
seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
angka kesakitan dan angka kematian.
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik,
mental maupun kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau
mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai
sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan
konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social, budaya dan
personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang
buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti
dengan cara memperbaiki 4 aspek utama kesehatan, yaitu genetik,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
B. Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka
perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan
perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu
dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan
program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga
tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan
masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada
akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan
tanggung jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan
dan penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan
PMR sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan
tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat
semaksimal mungkin.
Daftar Pustaka
1.
Human Communication: Konteks-konteks
Komunikas
2.
Deddy Mulyana dan Jalaluddin
Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25
3.
Elling,Ray,H,socio cultural
influences on health and helth care
4.
Foster,G,M, traditional societes in
technological change,1973.Loentjaraningrat,pengantar anthropologi,1996
5.
Kresno,sudarti,dkk.pencarian
pertolongan pengobatan bagi anak balita dengan diare di Jakarta
utara,1996
6.
Notoatmodjo,Soekidjo,promosi
kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka cipta,Jakarta,2010
7.
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
8.
Fisher, Augrey, 1986, Theories of
Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya
9.
Green, 1980, Health Education
Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland,
Mayfield Publishing Company
10. Koentjaraningrat,
1996, Pengantar Anthropologi
11. Elling,
Socio Cultural Influences On Health and Health Care
Tidak ada komentar:
Posting Komentar