" PEMERIKSAAN FISIK : INTEGUMEN "
jaringan kulit |
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kulit adalah lapisan tubuh yang paling luar dan cukup sensitif
terhadap berbagai macam benda asing yang datang dari luar tubuh, yang
menyebabkan penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor, di
antaranya faktor lingkungan dan pola tingkah laku sehari-hari. Lingkungan yang
sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Sebaliknya, lingkungan
kotor yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai
macam penyakit (Faulkner, 2008).
1.2
Rumusan
Masalah
• Apa yang
dimaksud dengan kulit / integumen ?
• Bagaimana
anatomi kulit / integumen ?
• Apa fungsi kulit
/ integumen ?
• Bagaimana
langkah pemeriksaannya ?
1.3 Tujuan
•
Mengetahui apa yang dimaksud dengan kulit.
•
Mengetahui fungsi-fungsi dari kulit.
•
Mengetahui langkah pemeriksaan kulit/integumen..
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi
dan Fisiologi Integumen
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan
luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit memiliki
fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis,
seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus keratinisasi dan
pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari
Kulit tersusun dari tida apisan, yaitu: epidermis, dermis, dan jaringan
subkutan.
•Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Fungsi epidermis adalah proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
3. Stratum Granulosum. Mengandung protein kaya akan
histidin.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament
yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan
penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
5. Stratum
Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. pidermis
diperbaharui setiap 28 hari. Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit.
•Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang
sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Dermis terdiri dari
dua lapisan, yaitu lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang, dan
lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat. Fungsi dermis adalah
struktur penunjang, suplai nutrisi dan respon inflamasi.
•Jaringan Subkutan
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /hipodermis
adalah melekat ke struktur dasar, isolasi panas dan cadangan kalori.
•Perlindungan
Kulit memberikan perlindungan invasi bakteri dan benda
asing lainnya. Bagian sternum korneum epidermis meripakan barrier yang paling
efektif terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti zat-zat kimia, sinar
matahari, virus, fungus, gigitan serangga, luka karena gesekan angin, dan
trauma. Lapisan dermis kulit memberikan kekuatan mekanis dan keuletan lewat
jaringan ikat fibrosa dan serabut kolagennya. Serabut elastic dan kolagen yang
saling berjalin dengan epidermis memungkinkan kulit untuk berperilaku sebagai
satu unit.
•Sensibilitas
Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk
mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan dan tekanan. Berbagai ujung
saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap stimuli yang berbeda.
•Keseimbangan Air
Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air
sehingga lapisan tersebut dapat mencegah kehilangan air dan elektrolit yang
berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam
jaringan subkutan. Selain itu, kulit juga akan mengalami evaporasi secara
terus-menerus dari permukaan kulit. Evaporasi ini yang dinamakan perspirasi
tidak kasat mata (insensible perspiration) berjumlah kurang-lebih 600 ml per
hari untuk orang dewasa yang normal. Pada penderita demam, kehilangan ini dapat
meningkat. Ketika terendam dalam air, kulit dapat menimbun air tiga sampai
empat kali berat normalnya.
•Pengatur Suhu
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas
sebagai proses metabolisme makanan yang memproduksi energi. Tiga proses fisik
yang penting terlibat dalam kehilangan panas dari tubuh ke lingkungan, yaitu
radiasi (perpindahan panas ke banda lain yang suhunya lebih panas), konduksi
(pemindahan panas dari tubh ke benda lain yang lebih dingin), dan konveksi
(pergerakkan massa molekul udara hangat yang meninggalkan tubuh). Dalam kondisi
normal, produk panas dari metabolism akan diimbangi oleh kehilangan panas, dan
suhu internal tubuh akan dipertahankan agar tetap konstan pada suhu
kurang-lebih 37oC.
4
Pengeluaran keringat merupakan proses lainnya yang
digunakan tubuh untuk mengatur laju kehiangan panas. Pada hawa lingkungan yang
sangat panas, laju produksi keringat dapat setinggi 1 L/jam. Dalam keadaan
tertentu, misalnya pada stress emosional, perspirasi dapat terjadi secara
refleks dan tidak ada hubungannya dengan keharusan untuk menghilangkan panas
dari tubuh.
•ProduksiVitamin
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah
substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan
unsur esensial untuk mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi
akibat defisiensi vitamin D, kalsium serta fosfor dan yang menyebabkan
deformitas tulang (Morton, 1993 dalam Brunner and Suddarth, 2002).
•Fungsi Respons Imun
Hasil-hasil penelitian terakhir (Nicholoff, 1993 dalam
Brunner dan Suddarth, 2002) menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel
Langerhans, IL-1 yang memproduksi keratinosit, dan sub kelompok limfosit-T)
merupakan komponen penting dalam sistem imun.
2.3 Pemeriksaan Fisik
Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen
yang mencakup teknik inspeksi dan palpasi.
Inspeksi
1. Warna / adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali
jika ada peningkatan vaskularisasi. Variasi normal warna kulit antara lain:
Variasi normal Deskripsi
1. Tahi lalat Kecoklatan – coklat
tua, bisa datar atau sedikit menonjol
2. Stretch mark (striae) Keputihan atau pink, dapat
disebabkan karena berat yang berlebih atau kehamilan.
3.Freckles (bintik-bintik di tubuh) Datar dimanapun
bagian tubuh.
4. Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi, prevalensi
lebih pada orang kulit gelap.
5. Tanda lahir Umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan,
merah, atau coklat.
Warna kulit yang abnormal yaitu kekuningan atau
jaudis. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya kelainan fungsi hati atau
hemolisis sel darah merah. Pada orang berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai
warna kuning-hijau pada sklera, telapak tangan, dna kaki. Pada orang berkulit
cerah, jaundis terlihat berwarna kuning pada kulit, sklera, bibir, palatum, dan
dibawah lidah.
Warna kulit abnormal lainnya yaitu eritema. Eritema dimanifestasikan sebagai kemerahan pada orang berkulit cerah dan coklat atau ungu pada orang berkulit gelap. Hal ini mengindikasikan peningkatan temperatur kulit karena inflamasi (proses vaskularisasi jaringan).
2. Adanya lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya,
bentuk, ukuran, dan penampilan umum. Selain itu batas luka apakah luka datar,
menonjol juga harus dicatat.
Tipe Lesi
Kulit Deskripsi
Blister Adanya cairan – vesikel terisi atau bullae
Bulla Blister lebih dari 1 cm.
komedo Karena dilatasi pori-pori
Crust (kerak) Eksudat kering yang merusak epitel
kulit,
Cyst (kista) Semisolid atau masa berisi cairan,
enkapsulasi pada lapisan kulit yang lebih dalam.
Deskuamasi Peluruhan atau hilangnya debris pada permukaan kulit. Erosi Kehilangan epidermis, dapat dikaitakan dengan vesikel, bulae, atau pustula.
Eksoriasi Erosi epidermal n=biasanya karena peregangan
kulit.
Fissura Retak pada epidermis biasanya sampai ke dermis
Makula Area datar pada kulit dengan diskolorisasi,
diameter kurang dari 5 mm.
Nodul Solid, peningkatan lesi atau masa, diameter 5
mm- 5 cm Papula Solid, peningkatan lesi dengan diameter kurang dari 5 mm Plaque Timbul, lesi datar diameter lebih besar
dari 5 mm Pustula Papula berisi eksudat purulen Scale Debris kulit pada
permukaan epidermis Lesi vaskular mencakup petekie, purpura dan ekimosis
(berdasarkan ukurannya).
Petekie Purpura Ekimosis
3. Adanya ruam
Munculnya ruam kulit mengindikasikan adanya infeksi
atau reaksi obat. Beberapa jenis ruam dapat dilihat pada tabel diatas.
Keberadaan ruam berhubungan dengan perubahan farmako terapi yang penting untuk
membantu identifikasi adanya reaksi hipersensitivitas alergi. Perkembangan
urtikaria terjadi karena adanya reaksi obat atau makanan. Infeksi kulit dapat
disebabkan oleh jamur atau ragi. Misalnya infeksi oleh Candida Albicans yang
meninvasi jaringan yang lebih dalam.
4. Kondisi rambut
Kuantitas, kualitas, distribusi rambut perlu di catat.
Kulit kepala seharusnya elastis dan terdistribusi rambut merata. Alopesia
berhubungan dengan adanya kehilangan rambut dan menyebar, merata, dan lengkap,
biasanya dikarenakan terapi obat seperti kemoterapi. Hirsutism atau
meningkatnya pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, atau pubis merupakan salah
satu penemuan abnormal. Hal ini dapat ditemukan pada wanita menopause, gangguan
endokrin, dan terapi obat tertentu (kortikosteroid, androgenik).
5. Kondisi kuku
Kuku seharusnya berwarna pink dengan vaskularisasi
yang baik dan dapat dilakukan tes kapilari refil. Kuku yang membiru dan
keunguan dapat mengindikasikan terjadinya sianosis. Jika warnanya pucat, bisa
saja terjadi penurunan aliran darah ke perifer. Ketika ditemukan adanya
clubbing, sudut kuku ≥180°, mengindikasikan adanya hipoksia kronik.
6. catat bau badan dan adanya bau pada pernapasan,
berhubungan erat dengan kualitas perawatan diri klien.
Palpasi
1. palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien hipitiroidisme.
1. palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien hipitiroidisme.
2. Kelembaban
Dideskripsikan dengan kering, berminyak, berkeringat,
atau lembab. Kulit berminyak dengan jerawat dan dengan peningkatan aktivitas
kelenjar minyak dna pada penyakit parkinson. Diaforesis sebagai respon
meningkatnya suhu atau melabolisme tubuh. Hiperhidrosis istilah terhadap
perspirasi berlebihan.
3. Temperatur
4. Mobilitas dan turgor
Ketika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit seharusnya mudah untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. Mobilitas kulit menurun pada scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi.
5. nonpitting atau pitting edema
Nonpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi,
terlihat pada pasien dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh
kerusakan endotel kapiler. Kulit terlihat merah, keras, dan hangat. Pitting edema
biasanya pada kulit ekstremitas dan dapat menimbulakan depresi ketika dilakukan
palpasi.
Skala (1+ to 4+) Pengukuran Deskripsi Waktu kembali
/4+1 2 mm Nyaris dapat terdeteksi
Segera
/4+2 4 mm Pitting Lebih dalam Beberapa
detik
/4+3 6 mm Pitting dalam 10-20 detik
4+/4 10 mm Sangat dalam >20 detik
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø
Kulit merupakan organ pembungkus
seluruh permukaan luar tubuh dan organ terberat juga terbesar dari tubuh .
Ø
Kulit tersusun dari tiga lapis :
Epidermis , dermis dan jaringan subkutan .
Ø
Terdapat berbagai macam fungsi kulit
, antara lain : sebagai perlindungan infeksi bakteri dan benda asing lainnya
dan sebagai pengatur suhu tubuh .
Ø
Terdapat empat teknik pengkajian
dalam pemeriksaan kulit .
3.2 Saran.
a. Diharapkan kepada seluruh
masyarakat untuk dapat merawat tubuh termasuk kulit, agar kulit tetap bersih
dan indah.
b. Agar seluruh masyarakat
memperhatikan kebersihan tubuh, terutama kulit
, agar tidak terkena penyakit yang tidak diinginkan.
c. Kepada tenaga kesehatan untuk
dapat mengadakan penyuluhan dan puskesmas keliling di desa desa yang sumber
dayanya kurang.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Davenport,
Joan. Patient Assessment:Integumentary System Chapter 51.
3. Physical
Assessment - Chapter 2 Integumentary System.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar