GLAUKOMA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glaukoma
adalah penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Di perkirakan di Amerika
Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaukoma. Diantara mereka, hampir
setengahnya mengalami gangguan penglihatan, dan hampir 20. 000 benar-benar
buta.
Bila
glaukoma didiagnosis lebih awal dan ditangani dengan benar, kebutaan
hampir selalu dapat dicegah. Namun kebanyakan kasus glaukoma tidak bergejala
sampai sudah terjadi kerusakan ekstensif irreversible. Maka pemeriksaan rutin
dan sering mempunyai peran penting dalam mendeteksi penyakit ini.
Glaukoma
menyerang semua usia namun lebih banyak
sesuai tambahan usia, menyerang sekitar 2% orang berusia diatas 35 tahun.
Resiko lainnya diabetes, orang Amerika keturunan Afrika, yang mempunyai riwayat
keluarga penderita glaukoma dan mereka pernah mengalami trauma atau
pembedahan mata, atau orang yang pernah mendapat terapi kortikosteroid jangka
panjang.
Makalah
ini akan membahas lebih rinci secara keseluruhan tentang glaucoma. Untuk para
calon perawat yang ingin menguasai ilmu dengan komperhenship, tentu akan
melengkapi pendahuluannya dengan materi ini. Sekedar kumpulan resume yang mampu
disusun kelompok VII untuk kita semua.
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan
- Tujuan Umum
Mampu
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan glaukoma.
- Tujuan Khusus
- Mampu menjelaskan pengertia glaukoma
- Mampu menjelaskan klasifikasi glaukoma
- Mampu menjelaskan etiologi glaukoma
- Mampu menjelaskan patofisiologi glaukoma
- Mampu menjelaskan pathways glaukoma
- Mampu menjelaskan manifestasi glaukoma
- Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada glaukoma
- Menjelaskan pengelolaan dan keperawatan glaukoma
BAB
II
Konsep
Teori
A.
DEFINISI GLAUKOMA
- Glaukoma adalah suatu
penyakit dimana tekanan didalam bola mata meningkat sehingga terjadi kerusakan
saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
- Glaukoma adalah
sekelompok kelainan/kerusakan mata yang ditandai dengan berkurangnya
peningkatan tekanan (Barbara C. Long)
- Glaukoma adalah
kelompok penyakit mata yang ditandai dengan berkurangnya lapang pandang akibat
kerusakan saraf optikus kerusakan ini berhubungan dengan peningkatan TIO yang
terlalu tinggi. (Brunner & Suddarth)
Semakin
tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut berlangsung.
Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran
normal humor aques.
B.
KLASIFIKASI
- Glaukoma sudut terbuka
- Glaukoma sudut
tertutup
- Glaukoma kongenitalis
- Glaukoma sekunder
Keempat jenis glaukoma ini ditandai dengan peningkatan
tekanan di dalam bola mata dan karenannya semuanya bisa menyebabkan kerusakan
saraf optikus yang progresif.
C.
ETIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh
cairan encer yang disebut humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini
dihasilkan didalam bilik posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior
lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik
anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong
perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena
saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang
pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti
oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa
menyebabkan kebutaan.
D.
MANIFESTASI KLINIK
1. GLAUKOMA
SUDUT TERBUKA
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat
mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior
mengalir terlalu lambat. Secara bertahap akan meningkat (hampir selalu pada
kedua bola mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi
penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan pada bagian lapang
pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar keseluruh bagian
lapang pandang, meyebabkan kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35
tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan
dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau myopia. Glaukoma sudut
terbuka lebih sering terjadi biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita
oleh orang kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan didalam mata tidak
menimbulkan gejala. Lama kelamaan timbul gejala :
- penyempitan
lapang pandang tepi.
- Sakit kepala
ringan
- Gangguan
penglihatan yag tidak jelas (misalnya : melihat lingkaran di sekeliling cahaya
lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).
Pada akhirnya terjadi peyempitan lapang pandang yang
menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak disisi lain
ketika penderita melihat lurus kedepan (disebut penglihatan terowongan).
Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
2. GLAUKOMA
SUDUT TERTUTUP
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat
mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan
pelebaran pupil (misalnya : cahaya redup, tetes mata pelebaran pupil yang
digunakan untuk pemeriksaan atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan
aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser kedepan dan secara
tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan
didalam mata secara mendadak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang
melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut bisa
sering terjadi karena pupil secara alami akan melebar dibawah cahaya yang
redup.
Episode
akut dari glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan:
- Penurunan fungsi
penglihatan ringan
- Terbentuknya
lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- Nyeri pada mata
dan kepala.
Gejala tersebut berlangsung hanya bebrapa jam sebelum
terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya
fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita
juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar
gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa
berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang
penderita.
3. GLAUKOMA
KONGENITALIS
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan
terjadi akibat gangguan perkembangan saluran humor aqueus. Glaukoma seringkali
diturunkan.
4. GLAUKOMA
SEKUNDER
Glaukoma
sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat :
-
Infeksi
-
Peradangan
-
Tumor
-
Katarak yang meluas
-
Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab
paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan pendarahan
kedalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler.
|
Gl.sudut tertutup
|
Gl.simplek
|
Gl.infantil
|
Serangan
|
Dekade ke 5
|
Dekade ke 6
|
Bayi
|
Tipe penderita
|
Emosional
|
Arteriosklerotik
|
Ik>Pr
|
B.M.D
|
Dangkal
|
Normal
|
Dalam sekali
|
Sudut B.M.D
|
Sempit
|
Biasa terbuka
|
Kel.kongenital
|
Halo
|
+ serangan
|
-
|
-
|
Papil
|
Ekskavasi bila lanjut
|
+ dini
|
Dalam sekali
|
Tekanan
|
Naik bila diprovokasi
|
Variasi diurnal tinggi
|
Tinggi
|
Kampus
|
+ bila lanjut
|
Bjerrum, konstriksi
|
-
|
Pengobatan
|
Dini, iridektomi
|
Obat, bila gagalfiltrat
|
Goniotomi
|
Orogonosis
|
Dini, baik
|
Sedang, buruk
|
Buruk
|
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
mata yang biasa dilakukan adalah :
- Pemeriksaan
dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf
optikus akibat Glaukoma.
- Pengukuran
tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan
didalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan
menggunakan tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar
dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan. Kadang Glaukoma
terjadi pada tekanan normal.
- Pengukuran
lapang pandang.
- Ketajaman
penglihatan.
- Tes Refraksi
- Respon refleks
pupil
- Pemeriksaan slit
lamp
- Pemeriksaan
gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus)
F.
PENGOBATAN
- Glaukoma Sudut Terbuka
Obat
tetes mata biasanya bisa mengendalikan Glaukoma sudut terbuka.
Obat tetes yang pertama diberikan adalah beta bloker
(misalnya timonol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang
kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan didalam mata. Juga diberikan
pilocarpine unuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari
bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine,
dipivephrine, atau carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau
mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan
atau efek sampingnya tidak dapat ditorelir oleh penderita, maka dilakukan
pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang didalam didalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
- Minum larutan
gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan
Glaukoma.
- Bisa juga
diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide)
- Tetes mata
pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka
saluran yang tersumbat.
- Untuk mengontrol
tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
- Setelah suatu
serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
- Pada kasus yang
berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui
pembuluh darah).
- Terapi laser
untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan
seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika Glaukoma tidak
dapat diatasi dengan menggunakan laser, dilakukan pembedahan untuk membuat
lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata
diobati meskipun serangan hanya trejadi pada salah satu mata.
2. Glaukoma
Sekunder
Pengobatan
Glaukoma tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan,
diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan
pembedahan.
3. Glaukoma
Kongenitalis
Untuk
mengatasi Glaukoma konginetalis dilakukan pembedahan.
G. PEMBEDAHAN
a.
gloukoma sudut terbuka
Pembedahaan
diindikasikan bila cara konservatif gagal
• Iridotomi
(dengan laser)
• Operasi Filtrasi
• Trabekuloplasti (dengan laser).
• Operasi Filtrasi
• Trabekuloplasti (dengan laser).
b.
gloukoma sudut tertutup
• Iridektomi
Perifer
• Operasi Filtrasi, misalnya: Trabekulektomi, Scheie, Trepanasi, dan Iridenklesis.
Iridektomi Perifer dilakukan pada:
• Stadium Prodromal
• Goniosinechie yang belum banyak pada mata sebelahnya / sehat (kontralateral) disebut Iridektomi Propilaksis.
• Operasi Filtrasi, misalnya: Trabekulektomi, Scheie, Trepanasi, dan Iridenklesis.
Iridektomi Perifer dilakukan pada:
• Stadium Prodromal
• Goniosinechie yang belum banyak pada mata sebelahnya / sehat (kontralateral) disebut Iridektomi Propilaksis.
H. PENANGANAN
Meskipun
belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi akibat
glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma dapat
ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang
bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah
kerusakan penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka akan
semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan.
- Medicamentosa
1. Brinzolamide
Brinzolamide
adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata dengan kadar 1 %.
Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan yang meningkat pada mata karena
glaukoma sudut terbuka. Brinzolamide juga digunakan untuk mengatasi kondisi
yang disebut hipertensi pada mata.
2. Timolol maleate
Timolol maleate
adalah penghambat reseptor beta adrenergik non selektif yang digunakan untuk
pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5%
dan 0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol maleate mengurangi tekanan pada
mata akibat glaukoma.
3. Betaxolol HCl
Betaxolol HCl
adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk pengobatan
glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata
dengan kadar 0,5%.
4. Latonoprost
Latonoprost
digunakan untuk mengontrol perkembangan glaukoma atau hipertensi mata.
Latonoprost adalah senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara
meningkatkan pengeluaran cairan dari mata.
Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
- Laser Trabeculoplasty (LTP)
Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang
biasanya digunakan untuk menangani glaukoma sudut-terbuka. Dimana suatu laser
zat argon disaratkan langsung ke jaringan. Trabekular untuk merubah susunan
jaringan dan membuka aliran dari humor aqeous. Ada kalanya tetap perlu
melanjutkan penggunaan obat tetes mata glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.
- Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)
Bila
obat-obatan atau prosedur laser tidak dapat mengendalikan tekanan pada mata,
maka akan dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang akan
memudahkan cairan mata keluar dari mata.
I. PEMERIKSAAN MEDIS
a..Tonometri
Adalah sarana untuk menukur tekanan intraokular secara berkala dalam memilah pasien glaukoma yang dikerjakan bukan ahli mata. Dengan pemberat yang sudah ditentukan sebelumnya indentitas kornea dapat diukur dengan melihat besarnya ukuran tersebut pada skala. Semakin tinggi tekanan intraokular semakin sukar mendapatkan indentasi kornea. Caranya pasien didudukan diberi anastesi. Yang diukur adalah gaya yang diperlukan untuk menampakan daerah konea yang sempit .
Adalah sarana untuk menukur tekanan intraokular secara berkala dalam memilah pasien glaukoma yang dikerjakan bukan ahli mata. Dengan pemberat yang sudah ditentukan sebelumnya indentitas kornea dapat diukur dengan melihat besarnya ukuran tersebut pada skala. Semakin tinggi tekanan intraokular semakin sukar mendapatkan indentasi kornea. Caranya pasien didudukan diberi anastesi. Yang diukur adalah gaya yang diperlukan untuk menampakan daerah konea yang sempit .
b.Tonoigrafi
Tekanan intraokular diukur selama 4 menit smentara tonometer indentasi ditaruh pada mata. Pengukuran ini memberikan petunjuk mengenai aliran masuk dan resistensiterhadap aliran cairan mata keluar.
Tekanan intraokular diukur selama 4 menit smentara tonometer indentasi ditaruh pada mata. Pengukuran ini memberikan petunjuk mengenai aliran masuk dan resistensiterhadap aliran cairan mata keluar.
c.Gonioskopi
Pemeriksaan sudut bilik mata. Biasanya dikerjakan dengan memakai lampu celah dengan lensa kontak yang adaa cermin atau prismanya. Pada glaukoma sudut terbuka primer tampak jelas jalinan trabekel. Tidak dilakukan pengobatan apapun sebelum dilakukan gonioscopi. Denaturasi merupakan perubahan struktur pada molekul dari protein akibat pemecahan ikatan hidrogen disebabkan oleh kimia atau pemanasan.
J.
PENCEGAHAN
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya
Glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya
fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki resiko menderita
Glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan
jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan
akut.
K. DIET GLUKOMA
Diit untuk
glaukoma adalah tinggi protein dan karbohidrat. Perlu adanya tambahan vitamin
dan mineral seperti vitamin A dan E. Dan perlu diperhatikan juga untuk diit
pada glaukoma akibat dari penyakit diabetes, untuk pasien diabetes perlu diit
tersendiri terkait dengan penyakitnya.
L.
PATOFISIOLOGI
Tekanan
intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran humor aqueus yang terus
menerus di rongga anterior. Glaukoma terjadi bila ada hambatan dalam pengaliran
humor aqueus yang menyebabkan peningkatan TIO. Bila tekanan terus meningkat
dapat terjadi kerusakan mata saraf-saraf optik, gangguan penglihatan dan sel –
sel saraf retina beregenerasi. Perubahan pertama sebelum sampai hilangnya
penglihatan adalah perubahan penglihatan perifer, bila hal ini tidak segera
ditangani bisa timbul kebutaan
M. PATHWAYS (terlampir)
N. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Glaukoma
a. Pengkajian
Keperawatan
Pengkajian
keperawatan meliputi identifikasi beberapa perubahan dalam penglihatan dan
mengkaji ketidaknyamanan :
- Penglihatan
a. Ketajaman penglihatan, shelenchart bila
tersedia, membaca jarak jauh, membaca jarak dekat.
b. Lapang pandang, test konfrontasi.
c.
Adanya bayangan sekitar cahaya (hallo)
- Ketidaknyamanan
a.
Nyeri mata ; tumpul, berat
b.
Sakit kepala ; derajat beratnya
c.
Mual dan muntah
b. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada glaukoma adalah :
a.
Gangguan sensori perceptual b.d gangguan penerimaan sensori, gangguan status
organ indera.
b.
Ansietas b.d perubahan status kesehatan : adanya nyeri
c.
Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan mengingat dan salah interprestasi
informasi.
Diagnosa
|
Tujuan
|
Interverensi
|
Rasional
|
Gangguan
sensori perseptual b.d Gangguan penerimaan sensori : gangguan status organ
indera
|
Mempertahankan
lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan penglihatan (kebutaan) lebih
lanjut
|
- pastikan derajat tipe kehilangan penglihatan.
- Dorong mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan.
- Tunjukkan pemberian tetes mata.
- Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani
keterbatasan penglihatan.
|
-
Mempengaruhi harapan, masa depan pasien dan pilihan interverensi
-
Sementara interverensi dini mencegah kebutaan. Pasien menghadapi kemungkinan
mengalami pengalaman sebagian/total kehilangan penglihatan telah terjadi tak
dapat diperbaiki, kehilangan lanjut dapat dicegah.
-
Mengontrol TIO mencegah kehilangan penglihatan lanjut.
-
Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang
pandang/kehilangan penglihatan dan akomondasi pupil terhadap sinar
lingkungan.
|
Ansietas
b.d perubahan status kesehatan adanya nyeri
|
- Tampak
rileks dan melaporkan ansietas menurunkan sampai tingkatan dapat diatasi.
-
Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
-
Menggunakan sumber secara efektif.
|
- Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri
timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi ini.
- Berikan informasi yang akurat jujur. Diskusikan
kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan
penglihatan tambahan.
- Dengan pasien untuk mengkui masalah dan
mengekspresikan perasaan.
- Identifikasi sumber/orang yang menolong.
|
- Factor
ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri potensial siklus
ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.
-
Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan harapan yang akan datang
dan memberikan fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan.
-
Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata
mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah
-
Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.
|
Kurang
pengetahuan b.d salah interprestasi informasi
|
-
menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan.
-
Menidentifikasi hubungan/tanda gejala dengan penyakit.
-
Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
|
- diskusikan pelayanan menggunakan identifikasi.
- Tunjukkan teknik yang benar pemberian tetes mata,
ijinkan pasien mengulang tindakan.
- Kaji pentingnya memperhatikan jadwal obat.
- Identifikasi efek samping merugikan dari
pengobatan.
|
- Vital
untuk memberikan informasi pada perawat pada kasus darurat untuk menurunkan
resiko menerima obat yang dikontradiksikan.
-
Meningkatkan keefektifan pengobatan, memberikan kesempatan untuk pasien
menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.
- Penyakit
ini dapat dikontrol dan mempertahankan program konsentrasi program obat
adalah kontrol vital beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan
TIO dan potensial kehilangan tambahan.
- Efek
samping obat/merugikan, mempengaruhi rentang dari tak nyaman samapi ancaman
kesehatan berat. Kurang lebih 50% akan mengalami sensitifitas/alergi terhadap
parasimpatis/obat anti kolines.
|
D. EVALUASI
Evaluasi
didasarkan pada criteria yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan biasanya
seperti
1.
Apakah pasien merasa nyaman ?
2.
Apakah pasien tahu asal mula penyakitnya yang kronis dan penanganannya ?
BAB
III
Kasus
Menurut WHO,
glaukoma timbulkan masalah kesehatan yang lebih besar daripada katarak, karena
kebutaan yang disebabkan glaukoma bersifat permanen.
Seorang Dokter mata di negara bagian New Mexico, AS melakukan pemeriksaan
glaukoma terhadap seorang pasien (foto: dok).
Glaukoma adalah penyakit yang menghilangkan
penglihatan, dan biasanya penderita tidak tahu mereka mengidap penyakit
tersebut hingga glaukoma merusak sedikitnya 40 persen daya penglihatan mereka. Alan
Robin, dokter mata yang berspesialisasi mengobati glaucoma, mengatakan,
“Glaukoma merupakan penyebab kebutaan utama di Amerika. Di kalangan masyarakat
Hispanik dan kulit hitam, ini adalah penyebab kebutaan terbesar kedua.Di
Tiongkok dan India, glaukoma juga merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua.
“Glaukoma yang kita temukan di sub-Sahara Afrika jauh lebih agresif, lebih besar kemungkinannya menyebabkan kebutaan dibandingkan dengan jenis glaukoma yang diidap warga Amerika atau bahkan warga kulit hitam di Amerika,” ujar Robin lagi.
Dokter Eric Fleischer melihat perbedaan glaukoma pada ras ini di Rumah Sakit Medstar Washington.
“Mereka yang keturunan Afrika lebih besar peluangnya mengidap glaucoma,” katanya.
Usia juga merupakan faktor risiko bagi glaukoma, meskipun semua kelompok usia dapat mengalaminya. Seperti yang dijelaskan Dokter Robin, glaukoma adalah sekelompok penyakit yang umumnya menyebabkan tekanan pada mata.
“Mata itu ibarat jam. Cairan dibuat di belakang bagian jam yang menampilkan angka-angka. Cairan ini mengalir ke biji mata dan ke bagian jam di antara permukaan yang menampilkan angka dan kristal kaca pelapisnya. Ada daerah di sekitar pinggiran jam yang mengalirkan cairan itu,” paparnya.
Ketika saluran tersebut tersumbat, cairan tidak dapat mengalir keluar mata secepat laju produksi cairan itu. Meningkatnya tekanan di dalam mata merusak dan pada akhirnya mematikan syaraf mata. Hasilnya adalah kebutaan.
Proses ini biasanya tidak menyakitkan dan tidak terasa, sehingga orang tidak memperhatikannya.
Dokter Flescher menuturkan, “Biasanya mereka menyadari jika menabrak kerangka pintu, karena mereka kehilangan daya penglihatan bagian luar, atau mereka mulai mengalami kecelakaan mobil karena mereka tidak melihat ada mobil di salah satu sisi”.
Untungnya, glaukoma dapat didiagnosis dengan mudah. Tes paling sederhana mengukur daya penglihatan periferal, yang pada glaukoma akan lebih dulu hilang.
Kabar baiknya adalah jika diketahui lebih dini, glaukoma dapat diobati.
Glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi para peneliti melihat bahwa dengan semakin banyaknya riset, semakin besar harapan bahwa kelak glaukoma dapat diobati atau bahkan dicegah.
“Glaukoma yang kita temukan di sub-Sahara Afrika jauh lebih agresif, lebih besar kemungkinannya menyebabkan kebutaan dibandingkan dengan jenis glaukoma yang diidap warga Amerika atau bahkan warga kulit hitam di Amerika,” ujar Robin lagi.
Dokter Eric Fleischer melihat perbedaan glaukoma pada ras ini di Rumah Sakit Medstar Washington.
“Mereka yang keturunan Afrika lebih besar peluangnya mengidap glaucoma,” katanya.
Usia juga merupakan faktor risiko bagi glaukoma, meskipun semua kelompok usia dapat mengalaminya. Seperti yang dijelaskan Dokter Robin, glaukoma adalah sekelompok penyakit yang umumnya menyebabkan tekanan pada mata.
“Mata itu ibarat jam. Cairan dibuat di belakang bagian jam yang menampilkan angka-angka. Cairan ini mengalir ke biji mata dan ke bagian jam di antara permukaan yang menampilkan angka dan kristal kaca pelapisnya. Ada daerah di sekitar pinggiran jam yang mengalirkan cairan itu,” paparnya.
Ketika saluran tersebut tersumbat, cairan tidak dapat mengalir keluar mata secepat laju produksi cairan itu. Meningkatnya tekanan di dalam mata merusak dan pada akhirnya mematikan syaraf mata. Hasilnya adalah kebutaan.
Proses ini biasanya tidak menyakitkan dan tidak terasa, sehingga orang tidak memperhatikannya.
Dokter Flescher menuturkan, “Biasanya mereka menyadari jika menabrak kerangka pintu, karena mereka kehilangan daya penglihatan bagian luar, atau mereka mulai mengalami kecelakaan mobil karena mereka tidak melihat ada mobil di salah satu sisi”.
Untungnya, glaukoma dapat didiagnosis dengan mudah. Tes paling sederhana mengukur daya penglihatan periferal, yang pada glaukoma akan lebih dulu hilang.
Kabar baiknya adalah jika diketahui lebih dini, glaukoma dapat diobati.
Glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi para peneliti melihat bahwa dengan semakin banyaknya riset, semakin besar harapan bahwa kelak glaukoma dapat diobati atau bahkan dicegah.
BAB V
PENUTUP
Istilah Glaukoma merujuk pada kelompok penyakit
berbeda dalam hal patofisiologi klinis dan penanganannya. Biasanya ditandai
dengan berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus. Kerusakan
ini berhubungan dengan derajat TIO, yang terlalu tinggi untuk berfungsinya
saraf optikus secara normal. Semakin tinggi tekanannnya, semakin cepat
kerusakan saraf optikus berlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan
patologis yang menghambat peredaran normal dan humor aqueous.
Dianjurkan bagi semua yang mempunyai faktor resiko
penderita glaukoma, yang berusia diatas 35 tahun menjalani pemeriksaan berkala
pada oftalmologis untuk mengkaji TIO, lapang pandang, dan kaput neuri optisi.
Meskipun tidak ada penanganan untuk glaukoma, namun
dapat dikontrol dengan obat, kadang diperlukan laser atau konvensional
(insisional). Tujuan penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat
perkembangan agar dapat mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang
hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar