PEMERIKSAAN FISIK "PARU-PARU "
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tubuh kita bergantung pada sistem pernapasan
untuk dapat hidup, pengkajian pernapasan mengandung aspek penting dalam
mengevaluasi kesehatan. Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk
mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru dan
jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-basa. Setiap perubahan dalam
sistem ini akan mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Pada sistem pernapasan khususnya
pada paru-paru. Pemeriksaan dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi paru
dengan cara pemeriksaan diantaranya inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi
kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Oleh sebab
itu jangan menganggap kalau ada suatu gejala yang dirasakan pada bagian dada
meskipun itu tidak sering dirasakan. Bisa saja itu ada gangguan pada organ
paru-paru. Maka dari itu perlu adanya pemeriksaan sedini mungkin untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan.
1.2
Rumusan Masalah
• Bagaimanakah
Anatomi Paru-paru?
• Apa saja fungsi paru-paru?
• Apa saja cara untuk
pemeriksaan paru-paru?
1.3 Tujuan
•
Mengetahui anatomi paru-paru.
•
Mengetahui fungsi-fungsi paru-paru
•
Mengetahui cara-cara pemeriksaan paru-paru.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 ANATOMI
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembung – gelebung alveoli
ini terdiri dari sel-sel epitel dan
dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya lebih kurang 90 m2 pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara,
O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru sendiri dibagi mejadi dua. Paru-paru kanan, terdiri dari 3
lobus (belah paru) :
a. Lobus pulmo dekstra superior,
b. Lobus medial
c. Lobus inferior
Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinister
lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan
yang lebih kecil bernama segment.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :
5 buah segment pada lobus superior, danü
5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :
5 buah
segment pada lobus inferior
2 buah
segment pada lobus medialis
3 buah segment pada lobus inferiorü
Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah geteh bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang=cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Letak paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang
elastis, berbentuk kerucut. Paru-paru terletak pada rongga dada (thoraks),
datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian
tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Setiap paru mempunyai apeks
(bagian atas paru) dan dasar
Paru-paru dibungkus oleh selaput
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua :
·
Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu
selaput paru yang langsung membungkus paru-paru.
·
Pleura parietal, yaitu selaput paru yang
melapisi bagian dalam dinding dada.
Antara kedua pleura ini terdapat
rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal kavum pleura ini
vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat
sedikit cairan (eksudat) yang berguna unuk meminyaki permukaannya (pleura),
menghindrkn gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernafas
bergerak.
Paru kanan dibagi oleh dua buah
incisura interlobaris. Fissura oblik memisahkan lobus inferior daripada lobus
medius dan lobus superior. Fissura minor memisahkan lobus superior dari lobus
medius, terletak horisontal, ujung dorsal bertemu dengan fissura oblik, ujung
ventral terletak setinggi pars cartilaginis costa IV. Pada facies mediastinalis
fissura horisontalis (fissura minor) melampaui bagian dorsal hilus paru. Lobus
medius adalah lobus yang terkecil dari lobus lainnya, dan berada di bagian
ventrokaudal, bentuk paru kanan bentuknya lebih kecil tetapi lebih berat dan
total kapasitasnya lebih besar.
1.2
Fungsi.
Paru-paru
merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru
manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O).
Didalam paru-paru
terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida
dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
2.3. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan
fisik dilakukan setelah pengumpulan riwayat kesehatan. Gunakan teknik inspeksi,
palpasi, dan auskultasi. Keberhasilan pemeriksaan mengharuskan Anda untuk
menguasai landmarks anatomi paru-paru. Gunakan landmarks ini untuk menemukan
letak dan mengetahui struktur organ lainnya yakni, jantung, dan pembuluh darah
besar. Bandingkan sisi yang satu dengan sisi lainnya. (Poltekkes Malang//DIII Keperawatan Lawang). Bandingkan temuan pada
satu sisi paru dengan sisi paru sebelahnya. Palpasi, perkusi, dan auskultasi
dilakukan dari depan ke belakang atau dari satu sisi paru ke sisi lainnya
sehingga Anda dapat secara kontinu mengevaluasi temuan dengan menggunakan sisi
sebelahnya sebagai standar perbandingan.
Kondisi fisik
diperhatikan selama pemeriksaan paru. Kaji tingkat kesadaran dan orientasikan
selama pemeriksaan untuk menentukan kecukupan pertukaran gas.
2.3.1. Inspeksi
Inspeksi paru terutama meliputi observasi, pergerakan,
pernapasan, seperti yang dibahas sebelumnya. Evaluasi kecepatan (jumlah
permenit), irama (teratur tidak teratur atau periodic), kedalaman (dalam atau
dangkal), dan kualitas pernapasan (tanpa usaha, otomatis, sulit, atau dengan
usaha). Perhatikan karakter bunyi nafas, seperti suara berisik, suara yang
rendah, dan kasar, mendengkur.
Evaluasi pergerakan pernapasan dengan meletakkan kedua
telapak tangan mendatar pada bagian punggung atau dada dengan kedua ibu jari
berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga bagian bawah paru. Selama
pernafasan, tangan akan bergerak seiring dinding dada. Kaji jumlah dan
kecepatan selama pernafasan dan perhatikan apakah ada ketidak simetrisan
pergerakan.
2.3.2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk
mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgo (tekanan), bentuk,
kelembaban, vibrasi, ukuran. Dada dipalpasi untuk
mengevaluasi kulit dan dinding dada. Palpasi dada dan medula spinalis adalah
teknik skrining umum untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas seperti
inflamasi.
Perlahan
letakan ibu jari tangan yang akan mempalpasi pada satu sisi trakhea dan
jari-jari lainnya pada sisi sebelahnya. Gerakan trakhea dengan lembut dari satu
sisi ke sisi lainnya sepanjang trakhea sambil mempalpasi terhadap adanya massa
krepitus, atau deviasi dari garis tengah. Trakhea biasanya agak mudah
digerakkan dan dengan cepat kembali ke posisi garis tengah setelah digeser.
Masa dada, goiter, atau cedera dada akut dapat mengubah letak trakhea.
Palpasi
dinding dada menggunakan bagian tumit atau ulnar tangan Anda. Palpasi dibarengi
dengan inspeksi terutama efektif dalam mengkaji apakah gerakan, atau ekskursi
toraks selama inspirasi dan ekspirasi, amplitudonya simetris atau sama. Selama
palpasi kaji adanya krepitus (udara dalam jaringan subkutan); defek atau nyeri
tekan dinding dada; tonus otot; edema; dan fremitus taktil, atau vibrasi
gerakan udara melalui dinding dada ketika sedang bicara.
Untuk
mengevaluasi ekskursi toraks, diminta untuk duduk tegak (jika memungkinkan),
dan tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada posterior (bagian punggung).
Ibu jari tangan pemeriksa saling berhadapan satu sama lain pada kedua sisi
tulang belakang, dan jari-jari lainnya menghadap ke atas membentuk posisi
seperti kupu-kupu. Saat klien menghirup napas tangan pemeriksa harus bergerak
ke atas dan keluar secara simetri. Adanya gerakan asimetri dapat menunjukkan
proses penyakit pada region tersebut.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
· Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
· Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
· Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
· Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
2.3.3. Perkusi
Perkusi
adalah teknik pengkajian yang menghasilkan bunyi dengan mengetuk dinding dada
dengan tangan. Pengetukan dinding dada antara iga menghasilkan berbagai bunyi
yang digambarkan sesuai dengan sifat akustiknya-resonan, hiperesonan, pekak,
datar, atau timpanik. Bunyi resonan terdengar di atas jaringan paru normal.
Bunyi hiperesonan terdengar pada adanya peningkatan udara dalam paru-paru atau
spasium pleural. Bunyi akan ditemukan dengan emfisema dan
pneumotoraks. (Poltekkes Malang//DIII Keperawatan Lawang).Bunyi pekak terjadi di atas jaringan paru yang
padat, seperti pada tumor atau konsolidasi jaringan paru. Bunyi ini biasanya
terdengar di atas jantung dan hepar. Bunyi datar akan terdengar saat perkusi
dilakukan pada jaringan yang tidak mengandung udara. Bunyi timpani biasanya
terdengar di atas lambung, usus besar. Perkusi dimulai pada apeks dan
diteruskan sampai ke dasar, beralih dari area posterior ke area lateral dan
kemudian ke area anterior. Dada posterior paling baik diperkusi dengan posisi
berdiri tegak dan tangan disilangkan di depan dada untuk memisahkan skapula.
Perkusi juga dilakukan untuk mengkaji ekskursi
diafragma. Untuk menghirup napas dalam dan menahannya ketika Anda memperkusi ke
arah bawah bidang paru posterior dan dengarkan bunyi perkusi yang berubah dari
bunyi resonan ke pekak. Tandai area ini dengan pena. Proses ini diulang setelah
menghembuskan napas, tandai lagi area ini. Kaji kedua sisi kanan dan kiri.
Jarak antara dua tanda seharusnya 3 sampai 6 cm, jarak lebih pendek ditemukan
pada wanita dan lebih panjang pada pria.
Tanda pada sebelah kiri akan sedikit lebih tinggi karena adanya
hepar. Dengan kenaikan diafragma yang berhubungan dengan proses patologis akan
mempunyai penurunan ekskursi diafragma. Jika klien mempunyai penyakit pada
lobus bawah (mis. konsolidasi atau cairan pleural), akan terdengar bunyi
perkusi pekak. Bila ditemukan abnormalitas lain, pemeriksaan diagnostik lain
harus dilakukan untuk mengkaji masalah secara menyeluruh.
·
Suara-suara yang dijumpai pada perkusi :
Sonor : suara perkusi jaringan
yang normal.
Redup : suara perkusi jaringan
yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada
daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien
asthma kronik.
2.3.4.
Auskultasi
Auskultasi
adalah mendengarkan bunyi dengan menggunakan stetoskop. Dengan mendengarkan
paru-paru ketika bernapas melalui mulut, pemeriksa mampu mengkaji karakter
bunyi napas, adanya bunyi napas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan
atau dibisikan. Dengarkan semua area paru dan dengarkan pada keadaan tanpa
pakaian; jangan dengarkan bunyi paru dengan mengenakan pakaian, selimut, gaun,
atau kaus. Karena bunyi yang terdengar kemungkinan hanya bunyi gerakan pakaian
di bawah stetoskop.
Status patensi jalan napas
dan paru dapat dikaji dengan mengauskultasi napas dan bunyi suara yang
ditransmisikan melalui dinding dada. Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di
seluruh bidang paru, perawat harus meminta untuk bernapas lambat, sedang sampai
napas dalam melalui mulut. Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi.
Lama masa inspirasi dan ekspirasi, intensitas dan puncak bunyi napas juga
dikaji. Umumnya bunyi napas tidak terdengar pada lobus kiri atas, intensitas
dan karakter bunyi napas harus mendekati simetris bila dibandingkan pada kedua
paru. Bunyi napas normal disebut sebagai vesikular, bronkhial, dan
bronkhovesikular.
Perubahan
dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi termasuk penurunan
atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas
saling mendahului atau yang dikenal dengan bunyi adventiosa. (Poltekkes Malang//DIII Keperawatan Lawang). Peningkatan bunyi
napas akan terdengar bila kondisi seperti atelektasis dan pneumonia
meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak
terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati
jaringan paru atau dinding dada berkurang.
Suara
tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
- Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
- Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
- Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
- Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Contohnya pemeriksaan
dengan alat Spirometer. Berikut cara pemeriksaannya :
1.
Siapkan
alat spirometri
2.
Nyalakan
alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur,
seks, TB, BB
3.
Kemudian
masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan
tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
4.
Untuk
mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum
melakukan pemeriksaan.
5.
Tekan
tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
6.
Mulai
dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi
maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data
dan kurva pada layar monitor spirometri.
7.
Kemudian
ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.
8.
Setelah
selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan
mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dari makalah di atas, maka peulis dapat menyimpulkan
bahwa pemerikasaan paru-paru sangatlah penting, terutama bagi pernafasan.
Disamping itu ada cara-cara pemeriksaan paru-paru agar mempermudah untuk
mengetahui kondisi paru-paru yang diperiksa.
3.2 Saran.
a. Diharapkan kepada seluruh
masyarakat untuk tidak mengabaikan kondisi kesehatan tubuh terutama pada
paru-paru.
b. Kepada tenaga kesehatan untuk
dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya organ dalam
tubuh seperti paru-paru
DAFTAR PUSTAKA
·
www.wikipedia.org
·
http://buku-asuhan.keperawatan.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan-fisik-pada-paru-paru.html